CONTOH LAPORAN STADITUR DI KERATON SOLO
LAPORAN STUDITUR
DI
KERATON SURAKARTA
Tanggal 22 April 2015
oleh
SINIKA
ASTARIZKI JOSNIA
NIS
7435
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN
PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMP
NEGERI 19 PURWOREJO
Jalan
Magelang Km.12 Purworejo, Telp.(0275) 324627
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan
Purworejo,
Desember 2015
Pembimbing,
Dra.
Saiful Hidayati
NIP.
19680911998022002
MOTTO:
-Waktu yang paling berharga adalah
saat kita menuntut ilmu
-Ilmu bagaikan berlian yang sangat
mahal
-Sejarah bukan sekedar cerita
melainkan harta yang sangat berlimpah
-Kegagalan terbesar adalah apabila
kamu belum mencoba
Penulis
persembahkan untuk:
1. Kepala
sekolah SMP Negeri 19 Purworejo
2. Panitia
studitur
3. Orang
tua
4. Teman-teman
kelas VII, VIII, IX
5. Semua
pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.......................................................................................... i
Lembar Pengesahan ................................................................................. ii
Motto dan Persembahan .......................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................. iv
Kata Pengantar ......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Judul .............................................. 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................ 1
C. Tujuan Studitur ......................................................................... 2
D. Sistematika ................................................................................ 3
BAB II LAPORAN HASIL PENGAMATAN
A. Sekilas tentang Keraton Surakarta .......................................... 4
B.
Latar Belakang Berdirinya Keraton Surakarta ......................... 4
C.
Sejarah Singkat Keraton Surakarta ........................................... 6
D.Sarana Pendukung ..................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ................................................................................ 11
B.
Saran ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12
LAMPIRAN
A.Denah Lokasi ............................................................................. 13
B.Struktur
Organisasi .................................................................... 14
C.Foto
– foto .................................................................................. 15
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
Laporan
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Laporan
ini mengambil judul “Keraton Surakarta”. Melihat judulnya,
laporan ini dilaksanakan dengan cara pengamatan langsung dan memadukan data
dengan referensi lain.
Karena
keterbatasan kemampuan dan waktu yang disediakan pada saat pengamatan, sehingga
laporan ini kurang lengkap.
Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:
1.
Kepala SMP Negeri 19
Purworejo,
2.
Panitia Studitur,
3.
Orang Tua,
4.
Rekan-rekan kelas IX.
Penulis
menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
Purworejo,20 Oktober 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakag Pemilihan Judul
Penulis
memilih judul : “Keraton Surakarta”
karena menurut penulis saat ini tak banyak generasi muda yang menyukai
tempat-tempat bersejarah. Bagi
mereka tempat ini kurang menarik dan membosankan. Mereka lebih suka
mengunjungi tempat-tempat yang yang menurut mereka lebih menarik dan
menyenangkan.
Seiring
perkembangan zaman, generasi muda sudah tidak lagi menganggap penting sejarah.
Padahal, ada segudang ilmu yang dapat kita peroleh dari sejarah. Untuk itu,
kita harus menjaga bangunan dan benda-benda peninggalan bersejarah. Karena
dengan itu kita bisa tahu bagaimana kehidupan di masa lalu. Penulis melakukan
penelitian ini karena, di zaman yang semakin berkembang ini banyak masyarakat
yang tidak peduli dengan barang-barang
di zaman dahulu. Sebagai generasi penerus kita harus bisa menjaganya.
B.Pembatasan
Masalah
Dalam penyusunan laporan ini, penulis
hanya akan membahas tentang:
1. Sekilas
tentang Keraton Surakarta
2. Latar
Belakang Berdirinya Keraton Surakarta
3. Sejarah
Singkat Keraton Surakarta
4. Sarana
Pendukung
C. Tujuan Studitur
1.
Mendapat informasi dan
pengetahuan langsung dari sumbernya, tak hanya dari penjelasan guru ataupun
dari buku saja(paham verbalisme).
2.
Menambah wawasan dalam
belajar sejarah
3.
Mengenal
peninggalan-peninggalan bersejarah
4.
Menghilangkan kepenatan
belajar
5.
Meningkatkan
semangat belajar siswa
6.
Mempererat pertemanan
D.Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pemilihan Judul
B.
Pembatasan Masalah
C.
Tujuan Studitur
D.
Sistematika
BAB II LAPORAN HASIL PENGAMATAN
A.Sekilas Tentang
Keraton Surakarta
B. Latar Belakang
Berdirinya Keraton Surakarta
C.Sejarah Singkat
Keraton Surakarta
D.Sarana Pendukung
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A.Denah Lokasi
B.Struktur Organisasi
C.Foto – foto
BAB
II
LAPORAN
HASIL PENGAMATAN
A.
Sekilas tentang Keraton
Surakarta
Keraton Surakarta Hadiningrat adalah
istana Kasunanan Surakarta yang berdiri pada abad ke-17 tepatnya pada tanggal
17 februari 1745 (17 suro 1670 jawa hari rabu pahing) terletak di desa Sala. Di
dirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II. Setelah Sala menjadi keraton diganti
namanya menjadi Surakarta Hadiningrat. Sala itu merupakan sebutan orang bule
karena tidak bisa mengucapkan huruf “O’’. Keraton Surakarta Hadiningrat sudah
berumur 270 tahun dan merupakan keraton tertua di indonesia.
Istana ini pula yang menjadi saksi bisu
penyerahan kedaulatan Kerajaan Mataram oleh Sunan Pakubuwono II kepada VOC pada
tahun 1749. Setelah Perjajian Giyanti tahun 1755, keraton ini kemudian
dijadikan istana resmi bagi Kasunanan Surakarta. Kompleks bangunan keraton ini
masih berfungsi sebagai tempat tinggal sunan dan rumah tangga istananya yang
masih menjalankan tradisi kerajaan hingga saat ini. Keraton ini kini juga
merupakan salah satu objek wisata di Kota Solo. Sebagian kompleks keraton
merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kasunanan, termasuk
berbagai pemberian dari raja raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan.
Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur
istana Jawa tradisional yang terbaik.
B.
Latar
Belakang Berdirinya Keraton Surakarta
Keraton Surakarta merupakan lambang
kelestarian budaya Jawa, sebagai pusat pelestarian adat-istiadat yang
diwariskan secara turun temurun dan masih berlangsung hingga saat ini.Bangunan
keraton sendiri terdiri dari beberapa susunan, yang mencerminkan arsitektur Jawa.Diantaranya
adalah pendopoyang merupakan bagian utama danmempunyai arti penting. Pendopo
yang diberi nama Sasana Sewaka difungsikan sebagai tempat menghadap para
pejabat keraton saat upacara kerajaan. Berbentuk Joglo beratap sirap, dengan
tambahan bangunan kecil di depan bagian tengah pandopo yang disebut Maligi
Pada masa Pakubuwono X keraton selain mengusung Arsitektur Jawa pada
bangunannya terlihat perjumpaan Arsitektur Eropa.Perjumpaan arsitektur Jawa
dengan Eropa didahului oleh dugaan adanya pengkaburan batas-batas budaya dan arsitektur
yang menghasilkan Arsitektur Jawa tersendiri.Perjumpaan ini tercermin pada
bangunan Sasana Sewaka yang merupakan bangunan
utama Keraton Kasunanan Surakarta.Dengan memadukan unsur Jawa pada bagian pusat
pendopo dengan unsur Eropa di sekelilingnya.
Perjumpaan tersebut hadir bermula
pada kedatangan Belanda (Eropa) ke Pulau Jawa untuk berdagang kemudian
memonopoli.Kehadiran orang-orang Belanda selama tiga abad di Indonesia memberi
kombinasi pada segala macam aspek kehidupan. Perubahan antara lain juga melanda
seni bangunan atau arsitektur karena arsitektur merupakan bagian dari
kebudayaan maka bentuk–bentuk Arsitektur Jawa mengalami perubahan dengan
masuknya Bangsa Eropa tersebut.Fisik bangunan dengan dimensi yang besar dan
luas, kepemilikan prabot dan mebel mewah dipergunakan sebagai tolak ukur
derajat kekayaan pemiliknya. Selain menggambarkan gaya hidup dapat menjadi
lambang status sosial yang tinggi, sehingga bermacam–macam simbol untuk
memberikan gambaran secara nyata antara penghasilan yang tinggi dan jabatan.
Perjumpaan Arsitektur
Eropa pada Arsitektur Jawa menghadirkan konsep arsitektur tersendiri yang
kemudian mengimbas pada filosofi dan simbol arsitektur yang telah tertata pada
arsitektur sebelumnya.Dalam memahami pendekatan makna pada Arsitektur Sasana
Sewaka digunakan pendekatan secara semantik karena adanya perjumpaan arsitektur
yang baru memberikan dugaan pengaruh pada arsitektur yang sudah ada.Arsitektur
baru tersebut berpotensi dapat mengganggu pemahaman yang telah dipelihara oleh
individu. Pemahaman terhadap cara manusia membentuk perubahan konsep melalui
klasifikasi dan strategi.
C. Sejarah
Singkat Keraton Surakarta Hadiningrat
Keraton
Surakarta Hadiningrat beriri sejak runtuhnya Keraton Majapahit pada tahun 1400 M . Pada saat itu,
Keraton Majapahit hancur lebur. Maka para petingginya menyebar kemana-mana di
seluruh nusantara. Raja terakhir Keraton
Majapahit adalah Prabu Brawijaya V. Candi Sukuh adalah tempat pesanggrangan
beliau ketika mengadakan suatu pertapa disana.
Beliau
mempunyai keturunan ke-13 yaitu Raden Patah.Karena di dukung oleh tokoh-tokoh
wali Jawa sehingga tercipta islam pertama kali.
Raden Patah membujuk orang tuanya untuk masuk islam namun orang tuanya
tidak mau. Terjadilah pemberontakan. Singkatnya mereka diboyong oleh Raden
Patah ke Desa Ngadilangu. Disanalah berdiri keraton Islam pertama di tanah Jawa
namanya Keraton Demak. Rajanya adalah Raden Patah. Disana terjadi pergolakan sehingga diboyong ke Desa Pajang.
Maka menjadi Keraton Pajang yang menjadi Raja adalah Mas Karebet atau Joko
Tingkir. Beliau adalah salah satu tokoh yang sakti mandra guna. Namun di
Keraton Pajang masih tidak tenang lagi karena masih ada permusuhan dengan salah
satu kerabat Keraton demak yaitu Aryo
Penangsang. Akhirnya keraton Pajang juga runtuh.
Kemudian
Sultan Adiwijaya mengadakan sayembara siapa yang bisa mengalahkan Aryo
Penangsang akan diberi hadiah namanya bumi pati. Ada 1 tokoh terkenal yg gagah berani bernama Datang Sojo bisa menglhkan aryo penangsang. Sultan
Adiwijaya ingkar janji, tidak diberi hadiah bumi pati tapi alas yang wingit
angker namanya alas mentaok. Dengan pengorbanan yang begitu besar akhirnya alas
mentaok tadi berubah menjadi negara besar yaitu Keraton Kleret.
Pemuda tadi menjadi pemimpin secara turun temurun. Disitu
terjadi pergolakan karena waktu yang sangat lama ada campur tangan orang-orang
Portugis. Ada orang Jawa mengatakan
bahwa ada orang Inggris yang menyusup menghianati orang Jawa. Ada tokoh
terkenal namanya Sultan Agung Prabu Kusuma juga melawan orang yang tidak pro dengan orang-orang
besar. Yang
kemudian Desa Wonokarto diubabah menjadi Keraton Kartosuro. Pengubahan itu
dikira aman namun malah semakin banyak pemberontak.
Pemberontakan yang terakhir adalah perang pacinan atau geger mecinan. Dulu orang-orang cina sangat
pintar.Mereka menakut-nakuti orang Keraton Kartosuro dengan membunyikan
petasan.Orang-orang Keraton Kartosuro mengira itu adalah bom, sehingga raja pun
mengungsi di Ponorogo.Akhirnya Keraton Kartosuro dapat dikuasai oleh Cina
dipimpin Margarembi.
Kemudian setelah mengungsi, Raja Pakubuwono II atau
raja terakhir Kartosuro menyusun kekuatan.Dengan dibantu oleh para ahli
spiritualnya, Keraton Kartosuro dapat direbut kembali.Namun dalam keadaan yang
sangat parah.Maka menurut kepercayaan orang dulu, kalau keraton sudah hancur
harus pindah lokasi.
Menurut ahli spiritualnya ada 3 pilihan tempat.Yang
pertama, Desa Kadipolo. Menurut para ahli tempat ini akan menjadi negara besar
namun banyak lagi. Raja tidak menghendaki.Yang kedua adalah Desa Solo, namun
tempat ini dianggap rawa-rawa.Yang ketiga, sampai di Sasono Sewu. Di situ
diramalkan akan menjadi Negara besar,
namun rakyatnya banyak yang kembali ke agama asal usulnya. Raja tidak
menghendaki lagi.
Kemudian kembali lagi menyebrang Bengawan Solo sampai
ke Desa Solo lagi.Di situ ada salah satu tokoh terkenal namanya Pangeran
Kil.Beliau bertapa di situ dan mendapatkan nayuh. Di sinilah nanti akan menjadi
negara besar, gemah ripah loh jinawi, subur, rakyatnya tentram, dan makmur.
Sejarahnya sampai 200 tahun lebih.Tepat pada 17 suro 1400 M Keraton Solo
berdiri dengan Raja Pakubuwono II.
D.
Sarana Pendukung
1.
Beberapa daerah
yang dapat dikunjungi :
a)
Pendopo Pagelaran
( Sasono Sumewa )
Pendopo ini
digunakan untuk :
1.
Pertemuan raja
dengan para pengikutnya
2.
Untuk pengadilan
3.
Pelantikan ,dan
4.
Rapat besar.
b)
Sitinggil ( tanah
tinggi )
Sitinggil
merupakan tempat bersejarah, tempat paling wingit di luar keraton. Alasanya
adalah :
1.
Sitinggil
merupakan tunggak asal usul tanah atau Desa Solo.
2.
Sampai sekarang
masih digunakan untuk tempat penobatan raja yang baru.
c)
Gapura Brojonolo
Brojonolo artinya
senjata dan nolo artinya hati, sehingga barangsiapa yang sudah melewati gapura
tadi harus berhati-hati agar selamat lahir dan batin. Lahirnya, agar tidak
terserempet mobil atau kendaraan lain. Batinnya, semoga selama di keraton tidak
diganggu alam dunia lain atau lelembut keraton.
d)
Kawasan dalam Keraton
Pada kawasan dalam
keraton terdapat peraturan yang luar biasa, peraturan itu:
1.
Pengunjung
dibatasi waktu dari jam 09.00 sampai jam 13.30.
2. Di lokasi kini pengunjung dari manapun tidak dibedakan
hanya di halaman utama.
3. Pengunjung dimohon tidak meludah sembarangan, dan
tidak duduk sembarangan.
4. Dilarang memegang apapun walaupun hanya daun.
5. Sebaiknya jangan menunjuk dengan telunjuk tapi
menggunakan ibu jari.
6. Pengunjung dimohon melepas topi, kacamata hitam, jaket
, dan alas kaki yang berupa sandal.
Peraturan-peraturan
yang ada itu digunakan untuk menanamkan sikap sopan santun dan dapat
menghilangkansegala penyakit kaki.Karena pasir yang ada itu berasal dari pantai
selatan dan dari Gunung Merapi.
e) Pohon Sawo Kecik
Pohon Sawo Kecik
dirintis pertama kali oleh Pakubuwono IV namun tidak subur.Dilanjutkan oleh
Pakubuwono V, VI, VII sampai Pakubuwono X dan baru sekarang tumbuh
subur.Sejarahnya hampir 223 tahun yang lalu.
Di seluruh jagad
raya di keraton manapun yang paling hebat hanya Pohon Sawo Kecik di Keraton
Solo. Karena mengandung sejarah, bahwa barang siapa yang datang ke keraton ini
nanti pulang menjadi orang yang selalu berbuat baik, sangat sabar, dan dermawan
.
Di Keraton Solo
selalu mengajarkan perilaku baik, namun semua ada syaratnya. Syaratnya adalah
jowo, jo itu kepanjangan dari prasojo atau bersikap sederhana. Dan wo itu
waloko atau bersifat jujur.
2. Inti Bangunan
a)
Pendapi Ageng
Sasana Sewaka, tempat ulang tahun raja keraton setahun sekali.
b)
Hiasan-hiasan
patung dari Eropa, Belanda.
c)
Kawasan dalam
keraton, setiap senin wage malam selasa kliwon jam 13.00 sampai jam 14.00 ada
penari bedoyo keraton berjumlah 9 yang menari di sana.
d)
Gedung kaca,
namanya Sasana Ndrono.
e)
Kopen atau dapur
keraton.
f)
Panggung Sangga
Buwana. Tempat untuk meditasi raja. Untuk pertemuan raja dengan kanjeng ratu
kidul yang bernama Kanjeng Ratu Kencoro Sari setiap kamis pagi.
g)
Museum, tempat
menyimpan bende-benda bersejarah, benda wingit yang usianya minimal 1 abad.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan dibuatnya laporan ini, penulis dapat
menyimpulkan bahwa Keraton Surakarta Hadiningrat ini merupakan salah satu
peninggalan yang menyimpan banyak pengetahuan.Keraton Solo merupakan keraton tertua karna umurnya yang
mencapai 2,6 abad. Bangunan ini berdiri sejak abad ke-17 tepatnya pada tanggal
17 februari 1745 (17 suro 1670 jawa hari rabu pahing).Keraton
Solo bukan lagi bangunan asli karena Keraton Solo pernah mengalami musibah.Luas
dari Keraton Solo adalah 5312 meter.
B.
Saran
Kita sebagai generasi muda
harus menjaga dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian budaya asli bangsa Indonesia agar tetap terjaga
keasliannya. Menurut penulis, dengan
kita mengunjungi tempat tempat bersejarah itu sudah termasuk menjaga
kelestarian budaya kita. Karena dengan itu, kita dapat mengetahui banyak
tentang sejarah dan dapat mengembangkannya.
Selain itu, kita juga dapat
mengenang cerita sejarah masa lalu sehingga takkan terlupakan oleh orang-orang.
Untuk itu penulis menyarankan agar tempat-tempat bersejarah selalu dijaga
keutuhannya, dilestarikan, dan selalu dikenang. Jangan sampai budaya asli kita
ini hilang dan di rebut oleh bangsa
asing.Saran penulis untuk semuanya yaitu menjaga budaya khas Kota
Solo seperti menjaga bangunan keraton dan merawatnya , serta memasarkan wisata
Kota Solo tepatnya Keraton Solo kepada masyarakat luas.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Pengamatan langsung
2.
Referensi lain
3.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-14949-3208202005-Chapter1.pdf
LAMPIRAN
A.
Denah Lokasi
B.
Struktur Organisasi
Silsilah
Raja Kasunanan Surakarta
Keraton Kasunanan Surakarta berdiri pada tahun
1745 hingga sekarang. Sejak tahun 1745 sampai sekarang Keraton Kasunanan
Surakarta secara berturut-turut diperintah oleh sebelas raja Kasunanan antara
lain :
Ingkang
Sinuhun Kanjeng Susuhan PB II ( 1745 – 1749)
Ingkang
Sinuhun Kanjeng Susuhan PB III ( 1749 – 1788)
Ingkang
Sinuhun Kanjeng Susuhan PB IV ( 1788 – 1820)
Ingkang
Sinuhun Kanjeng Susuhan PB V ( 1820 – 1823)
Ingkang
Sinuhun Kanjeng Susuhan PB VI ( 1823 – 1830)
Ingkang
Sinuhun Kanjeng Susuhan PB VII ( 1830 – 1858)
Ingkang
Sinuhun Kanjeng Susuhan PB VIII ( 1858 – 1861)
Ingkang
Sinuhun Kanjeng Susuhan PB IX ( 1861 – 1893)
Ingkang
Sinuhun Kanjeng Susuhan PB X ( 1893 – 1939)
C.
Foto Foto
Masjid Agung Keraton Surakarta
Panggung Sangga Buwana
Hiasan patung dari Eropa
Pendapi Ageng Sasana Sewaka
CONTOH LAPORAN STADITUR DI KERATON SOLO
Reviewed by josnia blog
on
06.01
Rating:
sangat membantu gan
BalasHapus